store.kintakun-bedcover.co.id  – Sejatinya hidup dalam keterbatasan hidup dan serba kekurangan alias miskin bukanlah kondisi hidup yang diinginkan oleh siapa pun. Dan keterbatasan hidup bukanlah penghalang untuk bisa meraih mimpi dan cita-cita. Kemiskinan merupakan kondisi yang akrab kita jumpai di berbagai wilayah Indonesia, tanpa terkecuali di Ansus, distrik Yapen Barat, Papua.

 

Kisah Si Gadis Pejuang

motivasi meraih mimpi

Di tempat inilah hidup seorang gadis remaja, yang tumbuh dengan kondisi yang terbilang serba kekurangan. Selviana Robaha yang kerap disapa Selvi, merupakan salah satu anak FLC SMP Ansus. Inilah kisah si Gadis Pejuang yang sedang berusaha memerdekakan hidupnya dari kemiskinan.

Gadis manis yang saat ini duduk di kelas VIII SMP YPK Ansus, merupakan anak sulung dari pasangan Bapak Agustinus Robaha dan Ibu Mariana Arompawi. Menjadi anak sulung dari tujuh bersaudara bukanlah hal mudah. Karena harus bisa menjadi teladan untuk adik-adik dan jadi harapan utama orang tua.

 

Keterbatasan Hidup Keluarganya

kisah meraih mimpi

Kondisi keluarga yang penuh dengan keterbatasan hidup dan serba kekurangan adalah kenyataan hidup yang dialami oleh Selvi. Dia dan keluarganya masih menumpang tinggal di rumah neneknya, yang adalah ibu dari ayahnya.

Sampai sekarang Ayah Selvi yang kesehariannya bertani ini belum bisa membangun sebuah rumah untuk keluarganya. Bahkan untuk kebutuhan makan sehari-hari saja masih jauh dari kata tercukupi. Selvi yang baru memasuki usia remaja ini, dipaksakan untuk memiliki hati yang tegar dan bahu yang kokoh. Namun, kondisi hidup seperti ini tidak menyurutkan semangat belajarnya.

 

Tetap Semangat Meraih Mimpi

Pagi hari adalah waktu yang paling ditunggu Selvi untuk kembali menikmati suasana sekolah. Biasanya ia menggunakan perahu ke sekolah. Gadis yang ceria ini sangat suka belajar, walaupun ia memiliki kemampuan belajar yang cukup lambat, tapi ia memiliki kemauan belajar yang tinggi.

Di dalam kelas, Selvi termasuk anak yang rajin, dan tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Bahkan, ia tidak malu bertanya kepada teman atau pun kepada guru mengenai materi yang belum dipahami. Ia juga aktif mengikuti belajar sore bersama teman-temannya.

Aktivitas Selvi sepulang sekolah ialah membantu orang tua di rumah. Dimulai dari mencuci piring setelah makan siang dan dilanjutkan dengan membersihkan rumah. Ia merupakan sosok kakak yang sangat menyayangi adik-adiknya. Ketika ayah dan ibunya pergi ke kebun, ia menjaga adik-adiknya di rumah.

Dilahirkan dalam keluarga sederhana membuat Selvi harus belajar mandiri, dan memahami kondisi keluarganya. Hal ini terlihat ketika ia jarang sekali bermain, dikarenakan waktu luangnya kadang dipakai untuk mencari bia (kerang nipis). Hasil tangkapan bia akan dijual ke pasar dan sebagian disantap bersama keluarga di rumah.

Walau hidup begitu sederhana, gadis manis ini tidak pernah mengeluh dengan kondisi keluarganya. Keterbatasan hidup bukanlah penghalang bagi Selvi untuk bisa meraih mimpi. Jalani, nikmati dan syukuri apa yang ada.

Kintakun sebagai brand lokal asli Indonesia tetap semangat menebar kebaikan dengan membantu menggapai mimpi anak-anak di Papua agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak, melalui program Guru Pedalaman Yayasan Tangan Pengharapan.

Salah satu anak yang menerima manfaat adalah Selviana Robaha. Gadis manis yang duduk di kelas VIII SMP YPK Ansus ini tetap semangat untuk bisa meraih mimpi di tengah keterbatasan hidup keluarganya. Terima kasih atas kesetiaan kalian semua terhadap Kintakun, sehingga secara tidak langsung ikut andil dalam program ini. Mari Berbagi #DariKamarKintakun. Helping people live a better life.

-49%
Rp 175,000 Rp 89,900

Hemat Rp 85,100

-65%
-49%
Rp 78,000 Rp 42,000

Hemat Rp 36,000

-46%
Rp 250,000 Rp 135,000

Hemat Rp 115,000

-66%
Rp 318,000 Rp 108,000

Hemat Rp 210,000

-66%
Rp 310,000 Rp 105,000

Hemat Rp 205,000

-50%
Rp 260,000 Rp 129,900

Hemat Rp 130,100

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

14 − two =