store.kintakun-bedcover.co.idMinggu pertama Ramadan telah berhasil kita lewati. Momen ini tentunya menjadi kesempatan baik bagi kita untuk melakukan refleksi diri #BerawalDariKamar mengenai ibadah yang telah kita jalankan sejauh ini, dimulai dari bangun sahur hingga kembali tidur. Sebab, ibadah di bulan Ramadan sejatinya bukan hanya tentang menahan haus dan lapar saja, tetapi juga menjadi ajang bagi kita untuk merenungkan hal-hal di sekitar kita guna melatih kesabaran, belajar memaafkan, dan berserah diri kepada Sang Pencipta. Terlebih lagi, pandemi telah merenggut banyak kebiasaan lama kita dalam berpuasa, sehingga kita dihadapkan dengan kondisi Ramadan yang cukup berbeda. Berikut beberapa hal yang sebaiknya kita renungkan dan refleksikan selama bulan Ramadan ini.

refleksi diri contoh
Foto: Unsplash
  1. Menerima Perubahan Keadaan

Ramadan tahun ini masih diselimuti dalam nuansa pandemi. Banyak di antara kita yang masih menyalahkan keadaan karena tidak bisa menjalankan puasa seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan mudik pun sekarang terhambat. Nah, daripada begitu, ada baiknya kita menerima perubahan keadaan ini dan justru beradaptasi ke arah yang lebih baik. Karena sebenarnya ada saja kesempatan baik yang bisa kita dapatkan saat berpuasa di tengah pandemi. Misalnya, bagi yang tinggal seatap dengan keluarga, berpuasa di tengah keterbatasan mobilitas bisa jadi ajang untuk meningkatkan silaturahmi, memperbaiki kualitas ibadah, atau bahkan mengurangi pengeluaran jajan dan buka puasa di luar. Dengan begitu, rumah dapat menjadi ruang multifungsi guna membangunkan kebaikan selama bulan Ramadan.

  1. Selalu Berpikir Positif

Selanjutnya, selama bulan suci ini, penting bagi kita untuk menjauhi diri dari pikiran-pikiran negatif, baik itu mengenai orang lain, situasi pandemi saat ini, atau bahkan hambatan terkecil dalam keseharian kita. Saat emosimu tersulut, ada baiknya kamu menahan diri dan refleksi diri terlebih dulu. Karena kemungkinan besar hal tersebut sebenarnya sepele dibandingkan dengan nikmat yang sudah kamu dapatkan sejauh ini. Hambatan kecil yang terjadi dalam hidupmu itu adalah tanda bahwa kamu sebenarnya baik-baik saja. Sebab, bagi mereka yang tidak seberuntung kamu, yang kamu anggap hambatan itu justru menjadi suatu hal yang hilang dalam hidup mereka. Untuk itu, tetaplah berpikir positif agar kamu bisa memaknai Ramadan dengan semangat kebaikan yang sesungguhnya.

refleksi diri sendiri
Foto: Unsplash
  1. Memperbaiki Ucapan

Ramadan juga menjadi bulan yang tepat untuk merenungkan kembali bagaimana perbuatan dan tutur kata kita berdampak pada orang lain di sekitar, terlebih dengan adanya sosial media. Di zaman di mana kita bisa berpendapat sebebas mungkin, seringkali kita berpikir kalau kita bisa dengan seenaknya menyampaikan opini kita. Lebih parahnya lagi, kita seringkali berkomentar tanpa berpikir panjang mengenai bagaimana jika orang yang kita komentari tersebut membacanya. Nah, solusinya, bukan berarti kamu harus berhenti main sosmed, kok. Tapi, ada baiknya kita berpikir terlebih dahulu sebelum menuliskan komentar. Jangan hanya asal berpendapat karena semua orang berkata demikian. Ingat, kalau dipikirkan matang-matang, ucapan kita pasti akan terdengar lebih baik bagi siapapun yang mendengarnya, dan bagi kita sendiri juga tentunya.

  1. Meningkatkan Kualitas Diri

Setiap bulan Ramadan tiba, penting bagi kita untuk melakukan refleksi diri mengenai usaha yang telah kita perbuat untuk menjadi individu yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu, tanyakan juga, apakah kebiasaan baik yang telah kita bangun tersebut bisa kita pertahankan sepanjang tahun, dan apa saja hal yang bisa menghambat usaha kita tersebut? Ingat, untuk meningkatkan kualitas diri itu sebenarnya gak perlu terlalu ‘wah’. Bukan berarti kamu harus langsung bertekad untuk membaca 150 halaman Al-Quran setiap harinya. Tapi, usaha itu bisa dimulai dari hal yang paling kecil, misalnya: kebiasaan buruk setelah sahur apa yang bisa kita kurangi? Coba bayangkan juga, tutur kata yang masih sering terucap, seberapa sering kita bersyukur mengenai hal yang dimiliki, dan bagaimana cara kita memaksimalkan waktu luang selama berpuasa.

apa itu refleksi diri
Foto: Unsplash
  1. Mensyukuri Nikmat Terkecil

Menjalankan puasa di tengah pandemi memang butuh banyak usaha dan adaptasi. Namun, bukan berarti bulan Ramadan ini harus dirundung dengan kesedihan. Dihadapkan dengan pandemi justru menghadirkan berbagai makna nikmat yang baru. Karena di tengah pandemi ini, bisa sehat saja selama berpuasa sudah patut disyukuri. Bayangkan, di tahun-tahun sebelumnya, mungkin masih banyak di antara kita yang menganggap bahwa kesehatan itu bukan nikmat yang ‘wah’. Untuk itu, saat kita diberi keterbatasan selama pandemi, syukuri itu dengan penuh kebahagiaan. Setiap makanan yang masuk ke mulut kita, orang-orang terdekat yang selalu ada untuk kita, dan semua hal baik yang biasanya kita anggap sepele, sekarang kita rayakan bersama-sama sebagai sebuah nikmat yang luar biasa.

Jadi, refleksi diri apa nih yang kamu dapatkan pada bulan Ramadan ini? Intinya, bagaimanapun kondisinya, Ramadan selalu menjadi momen yang tepat bagi kita semua untuk membangunkan kebiasaan baik. Diharapkan, kebaikan tersebut dapat kita pertahankan sepanjang tahun. Insya Allah, tahun yang kita jalani ini akan jadi lebih bermakna. Aamiin.

Kintakun D’LUXE Gold – Rubeto

Hadirkan rasa syukur akan nikmat beristirahat selama menjalankan ibadah puasa dengan memilih perlengkapan tidur berkualitas dari Kintakun Collection. Koleksi sprei dan bedcover Kintakun Collection, mulai dari seri Kintakun D’luxe, Kintakun Luxury, sampai Kintakun Beglance dirancang dengan kain yang memiliki bahan lembut dan berkualitas, dipadukan dengan motif kekinian, menjadikannya perlengkapan tidur yang sangat lembut dan nyaman di kulit. Jadi, kamu akan selalu mendapatkan tidur yang berkualitas setiap harinya. Yuk, segera cek koleksi produk dari Kintakun di sini atau marketplace kesayanganmu. Jangan sampai kehabisan, ya!

 

Sumber: Daily Sabah, Ummah Sonic

-49%
Rp 175,000 Rp 89,900

Hemat Rp 85,100

-65%
-49%
Rp 78,000 Rp 42,000

Hemat Rp 36,000

-47%
Rp 250,000 Rp 135,000

Hemat Rp 115,000

-66%
Rp 310,000 Rp 105,000

Hemat Rp 205,000

-50%
Rp 250,000 Rp 128,000

Hemat Rp 122,000

-49%
Rp 175,000 Rp 89,900

Hemat Rp 85,100

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × 4 =